Merdeka sesuai kehendak masing2 perlu didasari oleh norma etika atau aturan agama. Mana yang dijadikan panutan. my question ini terinspirasi oleh serunya perbedaan pendapat ketika adanya serangan terhadap personel kantor pers di Paris, disusul dengan penyerangan kepada polisi, supermarket dan lainnya. Lalu ada sekolompok orang yang katanya lebih dari 1 juta orang berkumpul menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan kelompok teroris yang melakukan penyerangan/penyanderaan/pembunuhan sebelumnya.
Mengerikan ketika melihat video 2 orang keluar dan masuk mobil dengan bersenjata laras panjang otomatis berkeliaran di jalanan kota. Mereka berpakaian serba hitam bertutup kelapa hitam dan ...dor dor.... Bayangkan kalau yang melakukannya adalah orang2 yang berseragam tentara resmi dan aktif melakukan terorising seperti itu di kota kita.
Free at will. Kalau tentara/polisi memiliki Free at will dan diperlengkapi dengan senjata seperti itu, gimana jadinya? Kalau orang sipil dengan free at will dan diperlengkapi dengan senjata seperti itu, gimana jadinya? Perbedaanya dimana? Terbayangkah tentara/polisi melakukan penyerangan seperti itu? Tidak. Terbayangkah sipil melakukan penyerangan seperti itu. Tidak. But both of them terjadi.
Kalau yang pertama terjadi di Paris dan dapat perlawanan dari masyarakat dunia. Kalau yang terjadi di sumatra antara polisi vs tentara ternyata tidak ada gerakan dari masyarakat untuk "menyumbat" Free at Will tersebut. Malah adanya wacana2 yang akan menjurus kepada keberpihakan. Padahal yang rugi kan civil society. Udah takut kalau mereka pake senjata, eh senjatanya boleh dipake semaunya. Nonton film Nicholas Cage , yang dia memukul seorang bagajulan di bar ujung2nya dia masuk penjara. Karena penggunaan tangan utk memukul bagi anggota tentara sama dengan penggunaan pistol....
Siapa suruh orang membuat karikatur yang sudah jelas ditentang oleh banyak orang. Siapa suruh orang melakukan penembakan terhadap kartunis tersebut. Keduanya didasarkan azas Free at Will atau independent, kebebasan beropini, kebebasan bertindak. Mereka telah Mati. Ada yang mau menyusul?
Hehehe. Ini kok kayak story jaman roman empire, jenghiz khan, ancient persian, eye for an eye. soul for soul. STOP. Sudahilah...., Gak usah bikin kartun2 yang tidak digemari bahkan dibenci oleh orang yang tidak mau melihatnya. Gak usah nenteng2 senjata terus nembakin orang semaunya dewe. Kebebasan berekspresi yang semena2 walaupun dilindungi oleh hukum yang berlaku, ternyata melanggar norma yang dianut masyarakat lainnya. Bikin karikatur saja tapi simpen didalam hati atau brankas.
Bagaimana kalau atas dasar kebebasan, semua menjadi sembarangan? Jiaah kepanjangan nulisnya.
Merdeka Seutuhnya